A. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic
Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik
selama satu tahun.
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri)
+ Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang
terkait, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik
tersebut. Contohnya seperti perusahaan X dari Jepang yang mempunyai cabang di
Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang
yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto
atau/kotor.
b. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National
Product) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan
oleh warga negara tersebut yang dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti
seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa
barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN
(luar negeri) – Pendapatan Asing DN
c. Produk Nasional Netto (NNP)
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang
modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal
bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya bersifat
taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.
d. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National
Income) merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak
penjualan, dan lain-lain.
e. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat ,
temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya
gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara
berantai.
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba
Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan
nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran,
dan sebagainya.
f. Pendapatan yang siap dibelanjakan
Disebut juga dengan disposible income yaitu
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi
dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
DI = PI – Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.
Itulah beberapa hal mengenai pendapatan
nasional. Setiap pendapatan tentu perlu dilakukan pencatatan dengan baik,
misalnya dengan membuat laporan keuangan. Anda dapat membuat laporan keuangan
dengan menggunakan software akuntansi. Jurnal adalah software akuntansi online yang
dapat membantu Anda membuat laporan keuangan dengan mudah, cepat, dan efisien
di mana pun dan kapan pun Anda berada.
Teori pertumbuhan
ekonomi secara historis, Klasik, dan
Neoklasik - Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan
ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas
pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara historis). Kedua,
membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan penyebab-penyebabnya (secara
analitis). Kita akan membahas pertumbuhan ekonomi dengan struktur sebagai
berikut:
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
Tokoh dari teori pertumbuhan ekonomi historis
adalah Frederich List, Karl Bucher, Werner Sombart dan WW. Rostow.
a. Frederich List (1789 - 1846)
Frederich List menguraikan pertumbuhan ekonomi
yang dialami suatu negara berdasarkan cara produksi (teknik produksi) dan mata
pencaharian masyarakat. Frederich List membagi pertumbuhan ekonomi ke dalam
tahapan yang bertingkat-tingkat seperti sebuah tangga sehingga disebut “Stuffen
Theorien” (teori tangga).
1) Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia memenuhi kebutuhannya
dengan berburu dan mengembara. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedang
perempuan bertugas mencari umbi-umbian, buah dan sayuran. Jika hewan dan
tumbuhan sebagai makanan telah habis di suatu tempat, mereka akan berpindah
(mengembara) ke tempat lain, demikian seterusnya. Pada masa ini belum ada pertukaran,
karena manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
2) Masa beternak dan bertani
Pada masa ini manusia sudah mulai menetap di
suatu tempat, mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan cara beternak dan bertani.
Binatang buruan yang diperoleh sebagian dipelihara untuk diambil daging atau
telurnya. Umbi-umbian, buah, sayuran dan tanaman lain yang disukai ditanam agar
suatu saat bisa dipanen dan dijadikan bahan makanan. Karena tinggal menetap
maka pada masa ini mulai timbul perkampungan atau desa-desa.
3) Masa bertani dan kerajinan
Pada masa ini, selain bertani manusia sudah
mulai mengembangkan kerajinan yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti
pandai besi dan pertukangan. Kerajinan dikerjakan untuk memanfaatkan waktu
luang setelah mengerjakan pekerjaan bertani.
4) Masa kerajinan, industri dan perniagaan
Pada masa ini, selain kerajinan manusia juga
telah melakukan kegiatan industri (mendirikan pabrik-pabrik) dan perniagaan
(perdagangan). Sehingga muncul kota-kota sebagai pusat industri dan
perdagangan. Pada masa ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan
yang cepat dan perdagangan tidak hanya bersifat nasional tetapi sudah bersifat
internasional, karena didukung oleh alat-alat transportasi.
b. Karl Bucher (1847-1930)
Karl Bucher menguraikan pertumbuhan ekonomi
suatu negara berdasarkan hubungan produsen dengan konsumen. Menurut Karl
Bucher, pertumbuhan ekonomi dibagi menurut tahap-tahap berikut:
1) Masa rumah tangga tertutup
Masyarakat berproduksi hanya untuk memenuhi
kebutuhan kelompok sendiri. Pada masa ini keluarga mereka masih sangat
sederhana. Oleh karena itu, kehidupan masih bersifat tertutup dan belum ada
pertukaran antar desa atau antar kelompok.
2) Masa rumah tangga kota
Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan
kelompok atau desa tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga,
timbul pertukaran antar desa yang disebut dengan perdagangan. Pada masa ini,
sebagian kelompok masyarakat membangun tempat khusus sebagai pusat perdagangan
dan industri yang disebut kota. Selanjutnya, timbul hubungan dagang antara desa
dengan kota.
3) Masa rumah tangga bangsa (kemasyarakatan)
Sesuai perkembangan zaman, pertukaran yang
terjadi di satu kota sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduknya.
Kadang-kadang suatu kota tidak dapat menghasilkan satu jenis barang dan barang
tersebut harus didatangkan dari kota lain, sehingga terjadilah kegiatan
perdagangan antar kota. Perdagangan ini meluas ke seluruh kota sehingga
terbentuk satu kesatuan masyarakat yang melakukan pertukaran perdagangan antar
kota dalam satu negara atau dalam satu bangsa.
4) Masa rumah tangga dunia
Pada masa ini, pertukaran atau perdagangan
sudah melewati batas-batas negara karena antar negara ternyata saling
membutuhkan. Perdagangan antar negara juga didukung dengan kemajuan IPTEK yang
memudahkan manusia berhubungan dengan negara lain.
c. Werner Sombart (1863 - 1947)
Sombart menguraikan pertumbuhan ekonomi
menjadi empat tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1) Prakapitalisme (Vorkapitalismus)
Pada masa ini belum dikenal adanya kaum
kapitalis atau paham kapitalis. Masyarakat bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dalam suasana kekeluargaan. Di masa ini umumnya masyarakat hidup dari
sektor pertanian dan kehidupan masih bersifat statis.
2) Kapitalis Madya (Fruh Kapitalismus)
Pada masa ini kehidupan sudah mulai dinamis.
Manusia sudah mengenal uang dan mulai menumpuk keuntungan dan kekayaan. Suasana
kekeluargaan mulai memudar, gaya hidup individualis perlahan-lahan merasuki
masyarakat.
3) Kapitalis Raya (Hoch Kapitalismus)
Pada masa ini kehidupan hanya diarahkan untuk
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Maka, muncul para kaum kapitalis (kaum
yang bermodal besar). Kaum ini menguasai alat-alat produksi untuk melakukan
produksi secara besar-besaran. Sebagai akibat munculnya kaum kapitalis, muncul
pula kaum buruh (pekerja).
4) Kapitalis Akhir (Spot Kapitalismus)
Akibat adanya kesenjangan kesejahteraan antara
kaum kapitalis dan kaum buruh, pada masa ini muncul kaum sosialis yang ingin
mewujudkan kesejahteraan bersama. Untuk itu, campur tangan pemerintah mutlak
diperlukan untuk mengendalikan perekonomian. Akibatnya, peran kaum kapitalis
terdesak oleh kaum sosialis.
d. Walt Whiteman Rostow (1916 - 1979)
Dalam bukunya yang berjudul “The Stages of
Economic Growth”, WW. Rostow menguraikan pertumbuhan ekonomi ke dalam beberapa
tahap (masa), yaitu:
1) Masyarakat tradisional (The traditional
society)
Pada masa ini kehidupan masih sangat
tradisional, adat istiadat masih berperan kuat. Produksi masih menggunakan alat
yang sederhana dan hanya mampu memproduksi dengan hasil yang terbatas.
2) Prasyarat untuk lepas landas (Precondition
for take off)
Pada masa ini masyarakat mulai menyadari
pentingnya dilakukan pembaharuan atau perubahan hidup. Mereka sudah tidak
terpaku pada adat dan mulai menerima pemikiran-pemikiran baru, menerima
inovasi-inovasi baru dan menerima perubahan cara-cara berproduksi. Akibat
selanjutnya terjadilah perubahan struktur sosial, sistem politik dan struktur
kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi mengalami perubahan dari agraris menjadi
industri dan perdagangan. Sehingga, proses pertumbuhan ekonomi sudah mulai
berlangsung dengan mantap dan negara dikatakan sudah siap menuju tahap lepas
landas.
3) Lepas landas (Take off)
Pada masa ini pertumbuhan ekonomi terus berlangsung.
Pada permulaan masa lepas landas, bisa terjadi revolusi politik, timbulnya
pasar baru yang sangat luas dan muncul penemuan baru yang sangat banyak.
Selanjutnya, terjadi kegiatan penanaman modal yang pesat dan mencapai 10% dari
Produk Nasional Neto, terjadi kemajuan yang tinggi dalam sektor industri serta
terwujudnya suatu kerangka dasar yang kuat untuk melanjutkan pertumbuhan
ekonomi ke tahap berikutnya.
4) Perekonomian yang matang (Maturity of
Economic)
Pada masa ini masyarakat sudah mampu
menggunakan teknologi modern secara selektif sehingga faktor-faktor produksi
dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Sektor dan industri pada masa
ini merupakan sektor yang semakin penting, sedangkan sektor pertanian semakin
menurun perannya. Kemudian, muncul tenaga-tenaga profesional di bidang
industri. Perekonomian yang matang (dewasa) ditandai juga dengan kemampuan
negara dalam menyelesaikan sendiri kesulitan ekonomi tanpa meminta bantuan dari
negara lain.
5) Konsumsi tinggi (High mass consumption)
Masa konsumsi tinggi merupakan tahap
pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Pada masa ini masyarakat telah mencapai
kemakmuran. Masyarakat lebih memikirkan cara berkonsumsi untuk mengalokasikan
penghasilannya yang melimpah, pendapatan per kapita riil yang sangat tinggi
digunakan untuk konsumsi semua barang termasuk barang-barang mewah. Pada masa
ini negara dan masyarakat tinggal berusaha untuk mempertahankan kemakmuran.
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David
Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan diuraikan satu per satu.
a. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis
buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia
merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas),
yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat
dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa
dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat
dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua
unsur, yaitu:
1) Pertumbuhan penduduk.
2) Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa
barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam,
tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber
alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal.
Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, karena
sumber-sumber alam merupakan batas maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara
maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan
oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.
b. David Ricardo dan TR Malthus
Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak
sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith
berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar
(hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja. Tenaga kerja
yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut
hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada
taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary
State.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan
mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,
dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8,
16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi
penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian
mengalami kemandegan.
Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas,
yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph Schumpeter.
a. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang
memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan
ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi
jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan
faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong
sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang.
Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bisa dikombinasikan
dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai
berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q)
merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi
rendahnya output tergantung pada cara mengkombinasikan modal dan tenaga kerja.
b. Harrod dan Domar
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya
pembentukan modal sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap
(steady growth). Menurut mereka, bila pembentukan modal telah dilakukan pada
suatu masa, maka pada masa berikutnya perekonomian akan sanggup memproduksi
barang-barang dalam jumlah lebih besar. Keinginan masyarakat dalam pembentukan
modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan agregat (keseluruhan) dari
masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni perbandingan
antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi
terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini,
inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha.
Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
- Diperkenalkannya
teknologi baru.
- Menimbulkan
keuntungan yang lebih tinggi.
- Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar