Alam semesta yang sangat luas ini terdiri dari milyaran galaksi atau
gugusan bintang . Tiap galaksi terdiri dari milyaran anggota tata surya.Tata
Surya adalah kelompok benda benda langit yang terdiri atas matahari sebagai
pusatnya dan planet-planet , satelit , komet , asteroid , dan meteor yang
berputar mengelilinginya.
Galaksi yang
kita tempati dinamakan galaksi bima sakti (milky way). Disebut milky way karena
warna galaksi itu seperti susu(milk) . Tata Surya kita merupakan salah satu
dari sekian banyak tata surya yang berada dalam galaksi bima sakti.
A. MATAHARI SEBAGAI PUSAT TATA SURYA
Semua benda langit yang
memancarkan cahay sendiri di sebut bintang.Matahari jika di lihat berukuran
tampak lebih besar di bandingkan bintang bintang lainya.Sebenarnya matahari
bukan bintang yang besar , tetapi karena letaknya dekat dengan bumi jadi
terlihat besar . Jarak rata-rata matahari diukur dari bumi adalah sebesar
149.000.000 km , tetapi sering di bulatkan menjadi 150 juta km . Jarak ini di
sebut satuan astronomi . Jadi 1 satuan astronomi = 150 juta km.
1. Energi Pancaran Matahari
Energi pancaran matahari berasal dari
reaksi nuklir berupa reaksi fusi (penggabungan) inti hidrogen menjadi inti
helium . Menurut ALBERT EINSTEIN besarnya energi matahari berasal dari reaksi
fusi hidrogen yang dapat di rumuskan
E = m
Keterangan :
E = Energi (joule)
m = massa yang hilang (kg)
c = cepat rambat cahaya ( 3 )
Energi yang di pancarkan oleh matahari
merupakan seumber energi utama bagi kehidupan makhluk hidup di bumi . Hasil
pengukuran menunjukkan semua bahwa permukaan seluas 1 c pada lapisan terluar
atmosfer menerima energi radiasi matahari
sebesar 8,2 joule/menit.
2. Unsur Penyusun Matahari
Umsur penyusun matahari yang
terbanyak adalah hidrogen dan helium. Dengan mempelajari spektroskopi dari spektrum.
3. Lapisan Matahari
Matahari terususun dari lapisan lapisa
tertentu .
Berikut ini macam macam lapisan
yang melapisi matahari :
Inti
Inti Matahari
diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 20–25% radius Matahari.[38] Kepadatannya
mencapai 150 g/cm3[39][40] (sekitar
150 kali lipat kepadatan air) dan suhu mendekati 15,7 juta kelvin (K).[40] Sebaliknya,
suhu permukaan Matahari kurang lebih 5.800 K. Analisis terkini terhadap
data misi SOHO menunjukkan
adanya tingkat rotasi yang lebih cepat di bagian inti ketimbang di seluruh zona
radiatif.[38]Sepanjang
masa hidup Matahari, energi dihasilkan oleh fusi nuklir melalui
serangkaian tahap yang disebut rantai p–p
(proton–proton); proses ini mengubah hidrogen menjadihelium.[41] Hanya
0,8% energi Matahari yang berasal dari siklus CNO.[42]
Inti adalah satu-satunya wilayah
Matahari yang menghasilkan energi termal yang cukup melalui fusi; 99% tenaganya
tercipta di dalam 24% radius Matahari, dan fusi hampir berhenti sepenuhnya pada
tingkat 30% radius. Sisanya dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke luar oleh
radiasi dari inti ke layar konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi melalui
fusi di inti harus melintasi beberapa lapisan dalam perjalanan menuju fotosfer
sebelum lepas ke angkasa dalam bentuk sinar Matahari atau energi kinetik partikel.[43][44]
Rantai proton–proton terjadi
sekitar 9,2×1037 kali per detik di inti. Karena memakai
empat proton bebas
(nukleus hidrogen), reaksi ini kira-kira mengubah 3,7×1038 proton
menjadi partikel alpha (nukleus helium) setiap
detiknya (dari total ~8,9×1056 proton bebas di Matahari), atau
sekitar 6,2×1011 kg per detik.[44] Karena
memfusi hidrogen ke helium melepaskan kurang lebih 0,7% massa terfusi dalam
bentuk energi,[45] Matahari
melepaskan energi dengan tingkat konversi massa–energi sebesar 4,26 juta
ton metrik per detik, 384,6 yotta watt (3,846×1026 W),[1] atau
9,192×1010 megaton TNT per
detik. Massa ini tidak dihancurkan untuk menciptakan energi, melainkan diubah
menjadi setara energi dan diangkut dalam energi yang diradiasikan,
seperti yang dijelaskan oleh konsep kesetaraan massa–energi.
Produksi tenaga oleh fusi di inti
bervariasi sesuai jaraknya dari pusat Matahari. Di pusat Matahari, model teori
memperkirakan besarnya mencapai 276.5 watt/m3,[46] kepadatan
produksi tenaga yang kira-kira lebih mendekati metabolisme reptil daripada bom
termonuklir.[b] Puncak
produksi tenaga di Matahari telah dibanding-bandingkan dengan panas volumetrik
yang dihasilkan di dalam tumpukan kompos aktif. Keluaran tenaga Matahari yang luar
biasa tidak diakibatkan oleh tenaga per volumenya yang tinggi, melainkan
ukurannya yang besar.
Tingkat fusi di bagian inti berada dalam
kesetimbangan yang bisa membaik sendiri: tingkat fusi yang agak lebih tinggi
mengakibatkan inti memanas dan sedikit memuai terhadapberat lapisan
terluarnya, sehingga mengurangi tingkat fusi dan memperbaiki perturbasi; dan
tingkat yang agak lebih rendah mengakibatkan inti mendingin dan sedikit
menyusut, sehingga meningkatkan tingkat fusi dan memperbaikinya ke tingkat saat
ini.[47][48]
Sinar gamma (foton
berenergi tinggi) yang dilepaskan dalam reaksi fusi hanya diserap oleh beberapa
militer plasma Matahari, kemudian dipancarkan kembali secara acak dalam bentuk
energi yang lebih rendah. Karena itu, butuh waktu lama bagi radiasi untuk
mencapai permukaan Matahari. Perkiraan waktu tempuh foton berkisar antara
10.000 sampai 170.000 tahun.[49] Neutrino,
yang mewakili sekitar 2% produksi energi total Matahari, hanya butuh 2,3 detik
untuk mencapai permukaan. Karena transprotasi energi di Matahari adalah proses
yang melibatkan foton dalam kesetimbangan termodinamik dengan zat, skala waktu
transportasi energi di Matahari lebih panjang dengan rentang 30.000.000 tahun.
Ini adalah waktu yang diperlukan Matahari untuk kembali ke keadaan stabil jika
tingkat penciptaan energi di intinya tiba-tiba berubah.[50]
Sepanjang bagian akhir perjalanan foton
keluar Matahari, di lapisan konvektif terluar, tabrakannya lebih sedikit dan
jauh dan energinya lebih rendah. Fotosfer adalah permukaan transparan Matahari
tempat foton terlepas dalam bentuk cahaya tampak.
Setiap sinar gamma di inti Matahari diubah menjadi beberapa juta foton cahaya
tampak sebelum lepas ke luar angkasa. Neutrino juga
dilepaskan oleh reaksi fusi di inti, namun tidak seperti foton, neutrino jarang
berinteraksi dengan zat sampai-sampai semuanya bisa dengan mudah keluar dari
Matahari. Selama beberapa tahun, pengukuran jumlah neutrino yang diproduksi di
Matahari lebih rendah
daripada yang diprediksi teori dengan faktor 3. Kesenjangan ini
diselesaikan pada tahun 2001 melalui penemuan efek osilasi neutrino: Matahari
memancarkan beberapa neutrino sesuai prediksi teori, tetapi detektor neutrino
kehilangan 2⁄3 jumlahnya karena neutrino sudah
berubah rasa saat
dideteksi.[51]
Potongan melintang
bintang tipe Matahari (NASA)
Zona radiatif
Kurang lebih di bawah 0,7 radius
Matahari, material Matahari cukup panas dan padat sampai-sampai radiasi termal adalah
cara utama untuk mentransfer energi dari inti.[52] Zona
ini tidak diatur oleh konveksi termal; meski begitu suhunya turun dari
kira-kira 7 juta ke 2 juta kelvin seiring bertambahnya jarak dari inti.[40] Gradien suhu ini
kurang dari nilai tingkat selang
adiabatik sehingga tidak dapat menciptakan konveksi.[40] Energi
ditransfer oleh radiasi—ion hidrogen dan heliummemancarkan foton, yang hanya bergerak
sedikit sebelum diserap kembali oleh ion-ion lain.[52] Kepadatannya
turun seratus kali lipat (dari 20 g/cm3 ke 0,2 g/cm3)
dari 0,25 radius Matahari di atas zona radiasi.[52]
Zona radiatif dan zona konvektif
dipisahkan oleh sebuah lapisan transisi, takhoklin. Ini adalah
wilayah ketika perubahan fenomena mencolok antara rotasi seragam di zona
radiatif dan rotasi diferensial di zona konveksi menghasilkan celah
besar—kondisi ketika lapisan-lapisan horizontal saling bergesekan berlawanan
arah.[53] Gerakan
cair yang ditemukan di zona konveksi di atasnya perlahan menghilang dari atas
sampai bawah lapisan ini, sama seperti karakteristik tenang zona radiatif di
bawah. Saat ini, diperkirakan bahwa sebuah dinamo magnetik di dalma lapisan ini
menciptakan medan magnet Matahari (baca dinamo Matahari).[40]
Zona konvektif
Di lapisan terluar Matahari, dari
permukaannya sampai kira-kira 200.000 km di bawahnya (70% radius Matahari
dari pusat), suhunya lebih rendah daripada di zona radiatif dan atom yang lebih
berat tidak sepenuhnya terionisasikan. Akibatnya, transportasi panas radiatif
kurang efektif. Kepadatan gas-gas ini sangat rendah untuk memungkinkan arus
konvektif terbentuk. Material yang dipanaskan di takhoklin memanas dan memuai,
sehingga mengurangi kepadatannya dan memungkinkan material tersebut naik.
Pengaruhnya, konveksi termal berkembang saat sel panas mengangkut
mayoritas panas ke luar hingga fotosfer Matahari. Setelah material tersebut
mendingin di fotosfer, kepadatannya meningkat, lalu tenggelam ke dasar zona
konveksi. Di sana material memanfaatkan panas dari atas zona radiatif dan
siklus ini berlanjut. Di fotosfer, suhu menurun hingga 5.7000 K dan
kepadatannya turun hingga 0,2 g/m3 (sekitar 1/6.000 kepadatan
udara di permukaan laut).[40]
Kolom panas di zona konveksi membentuk
jejak di permukaan Matahari yang disebut granulasi dan supergranulasi. Konveksi
turbulen di bagian terluar interior Matahari ini menghasilkan dinamo
"berskala kecil" yang menciptakan kutub magnetik utara dan selatan di
seluruh permukaan Matahari.[40] Kolom
panas Matahari disebut sel Bénard dan
berbentuk prisma heksagon.[54]
Fotosfer
Suhu efektif, atau
suhu benda hitam,
Matahari (5777 K) adalah suhu yang harus dimiliki sebuah benda hitam berukuran
sama agar menghasilkan total tenaga emisif yang sama.
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Fotosfer
Permukaan Matahari yang tampak,
fotosfer, adalah lapisan yang di bawahnya Matahari menjadi opak terhadap cahaya
tampak.[55] Di
atas fotosfer, sinar Matahari yang tampak bebas berkelana ke angkasa dan
energinya terlepas sepenuhnya dari Matahari. Perubahan opasitas diakibatkan
oleh berkurangnya jumlah ion H− yang
mudah menyerap cahaya tampak.[55] Sebalinya,
cahaya tampak yang kita lihat dihasilkan dalam bentuk elektron dan bereaksi
dengan atom hidrogen untuk menghasilkan ion H−.[56][57] Tebal
fotosfer puluhan sampai ratusan kilometer, sedikit kurang opak daripada udara di Bumi. Karena
bagian atas fotosfer lebih dingin daripada bagian bawahnya, citra Matahari
tampak lebih terang di tengah daripada pinggir atau lengan cakram
Matahari; fenomena ini disebut penggelapan lengan.[55] Spektrum
sinar Matahari kurang lebih sama dengan spektrum benda hitam yang
beradiasi sekitar 6.000 K, berbaur dengan jalur penyerapan atomik
dari lapisan tipis di atas fotosfer. Fotosfer memiliki kepadatan partikel
sebesar ~1023 m−3 (sekitar 0,37% jumlah
partikel per volume atmosfer Bumi di permukaan laut). Fotosfer
tidak sepenuhnya terionisasikan—cakupan ionisasinya sekitar 3%, sehingga nyaris
seluruh hidrogen dibiarkan berbentuk atom.[58]
Selama penelitian awal terhadap spektrum optik fotosfer,
beberapa jalur penyerapan yang ditemukan tidak ada kaitannya denganelemen kimia apapun
yang saat itu dikenal di Bumi. Pada tahun 1868, Norman Lockyer berhipotesis
bahwa jalur-jalur penyerapan ini terbentuk oleh elemen baru yang ia sebut helium,
diambil dari nama dewa Matahari Yunani Helios. 25 tahun
kemudian, helium berhasil diisolasi di Bumi.[59]
Atmosfer
Lihat pula: Korona dan Lingkaran korona
Saat gerhana Matahari total, koronaMatahari dapat
dilihat dengan mata telanjang selama periode totalitas yang singkat.
Bagian Matahari di atas fotosfer
disebut atmosfer Matahari.[55] Atmosfer
dapat diamati menggunakan teleskop yang beroperasi di seluruh spektrum elektromagnet,
mulai dari radio hingga cahaya tampak sampai sinar gamma,
dan terdiri dari lima zona utama: suhu rendah, kromosfer, wilayah transisi, korona, dan heliosfer.[55] Heliosfer,
dianggap sebagai atmosfer terluar tipis Matahari, membentang ke luar melewati
orbit Pluto hingga heliopause yang membentuk batas
dengan medium antarbintang. Kromosfer, wilayah
transisi, dan korona jauh lebih panas ketimbang permukaan Matahari.[55] Alasannya
belum terbukti tepat; bukti yang ada memperkirakan bahwa gelombang Alfvén memiliki
energi yang cukup untuk memanaskan korona.[60]
Lapisan terdingin Matahari adalah
wilayah suhu rendah yang terletak sekitar 500 km di atas
fotosfer dengan suhu kurang lebih4.100 K.[55] Bagian
Matahari ini cukup dingin untuk memungkinkan keberadaan molekul sederhana
seperti karbon monoksida dan air, yang dapt
dideteksi melalui spektrum penyerapan mereka.[61]
Di atas lapisan suhu rendah ada lapisan
setebal 2.000 km yang didominasi spektrum emisi dan jalur
penyerapan.[55] Lapisan
ini bernama kromosfer yang diambil dari kata Yunani chroma,
artinya warna, karena kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di awal dan
akhir gerhana Matahari total.[52] Suhu
kromosfer meningkat perlahan seiring ketinggiannya, berkisar
sampai 20.000 K di dekat puncaknya.[55] Di
bagian teratas kromosfer, helium terionisasikan separuhnya.[62]
Diambil oleh Hinode Solar
Optical Telescope tanggal 12 Januari 2007, citra Matahari ini menunjukkan sifat
filamen pada plasma yang menghubungkan wilayah-wilayah berpolaritas magnet
berbeda.
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis
(sekitar 200 km), suhu naik cepat dari sekitar 20.000 K di atas
kromosfer hingga mendekati suhu korona sebesar 1.000.000 K.[63] Peningkatan
suhu ini dibantu oleh ionisasi penuh helium di wilayah transisi, yang
mengurangi pendinginan radiatif plasma secara besar-besaran.[62]Wilayah
transisi tidak terbentuk di ketinggian tetap. Wilayah ini membentuk
semacam nimbus mengitari fitur-fitur kromosfer
seperti spikula dan filamen dan memiliki
gerakan tak teratur yang konstan.[52] Wilayah
transisi sulit diamati dari permukaan Bumi, tetapi dapat diamati dari luar angkasa menggunakan
instrumen yang sensitif terhadapspektrum ultraviolet
ekstrem.[64]
Korona adalah
kepanjangan atmosfer telruar Matahari yang volumenya lebih besar daripada
Matahari itu sendiri. Korona terus menyebar ke angkasa dan menjadi angin Matahari yang
mengisi seluruh Tata Surya.[65] Korona
rendah, dekat permukaan Matahari, memiliki kepadatan partikel sekitar 1015–1016 m−3.[62][c] Suhu
rata-rata korona dan angin Matahari sekitar 1.000.000–2.000.000 K; akan tetapi,
suhu di titik terpanasnya mencapai 8.000.000–20.000.000 K.[63] Meski
belum ada teori lengkap seputar suhu korona, setidaknya sebagian panasnya
diketahui berasal dari rekoneksi magnetik.[63][65]
Heliosfer,
yaitu volume di sekitar Matahari yang diisi plasma angin Matahari, merentang dari
kurang lebih 20 radius Matahari (0.1 AU) sampai batas terluar Tata Surya. Batas
terdalamnya ditetapkan sebagai lapisan tempat arus angin Matahari menjadi superalfvénik—artinya
arus angin lebih cepat daripada kecepatan gelombang Alfvén.[66] Turbulensi
dan dorongan dinamis di heliosfer tidak dapat memengaruhi bentuk korona
Matahari di dalamnya, karena informasi hanya dapat bergerak pada kecepatan
gelombang Alfvén. Angin Matahari terus bergerak ke luar melintasi heliosfer,
membentuk medan magnet Matahari seperti spiral,[65] sampai
menyentuh heliopause lebih dari 50 AU dari
Matahari. Pada Desember 2004, wahana Voyager 1melintasi
front kejut yang diduga sebagai bagian dari heliosfer. Kedua wahana Voyager
telah mencatat konsentrasi partikel energi yang tinggi saat mendekati batas
tersebut.[67]
Medan magnet
Lihat pula: Medan magnet bintang
Di citra ultraviolet
warna palsu ini, Matahari memiliki semburan Matahari kelas C3 (wilayah putih di
kiri atas), sebuah tsunami Matahari (struktur mirip gelombang, kanan atas), dan
beberapa filamen plasmasetelah medan magnet yang naik dari
permukaan.
Lembar arus heliosfer merentang
sampai batas terluar Tata Surya dan terbentuk oleh pengaruh medan magnet
Matahari yang berotasi di plasma di medium antarplanet.[68]
Matahari adalah bintang yang magnetnya
aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat
dan yang berubah-ubah tiap tahun dan berbalik arah setiap sebelas tahun di
sekitar maksimum Matahari.[69] Medan
magnet Matahari mencadi penyebab sejumlah dampak yang secara kolektif
disebut aktivitas Matahari, termasuk titik Matahari di
permukaan Matahari, semburan
Matahari, dan variasi angin Matahari yang
mengangkut material melintasi Tata Surya.[70] Dampak
aktivitas Matahari terhadap Bumi meliputi aurora di lintang
tengah sampai tinggi dan gangguan komunikasi radio dan tenaga listrik.
Aktivitas Matahari diduga memainkan peran besar dalampembentukan dan evolusi Tata Surya.
Aktivitas Matahari mengubah struktur atmosfer terluar Bumi.[71]
Semua materi di Matahari berbentuk gas dan bersuhu
tinggi, disebut plasma. Ini membuat Matahari bisa berotasi
lebih cepat di khatulistiwa (sekitar 25 hari) daripada lintang yang lebih
tinggi (sekitar 35 hari di dekat kutubnya). Rotasi diferensial lintang
Matahari menyebabkan jalur medan magnetnya saling
terikat seiring waktu, menghasilkan lingkaran medan magnet dari
permukaan Matahari dan mencetus pembentukan titik Matahari dan prominensa Matahari (baca rekoneksi magnetik). Aksi
ikat-ikatan ini menciptakandinamo Matahari dan siklus aktivitas
magnetik 11 tahun; medan magnet Matahari berbalik arah setiap 11 tahun.[72][73]
Medan magnet Matahari membentang jauh
melewati Matahari itu sendiri. Plasma angin Matahari yang termagnetkan membawa
medan magnet Mathari ke luar angkasa dan membentuk medan magnet
antarplanet.[65] Karena
plasma hanya mampu bergerak di jalur medan magnet, medan magnet antarplanet
awalnya tertarik secara radial menjauhi Matahari. Karena medan di atas dan
bawah khatulistiwa Matahari memiliki polaritas berbeda yang mengarah ke dan
menjauhi Matahari, ada satu lembar arus tipis di bidang khatulistiwa Matahari
yang disebut lembar arus heliosfer.[65] Pada
jarak yang lebih jauh, rotasi Matahari memelintir medan magnet dan lembar arus
menjadi struktur mirip spiral Archimedes yang
disebut spiral Parker.[65] Medan
magnet antarplanet lebih kuat daripada komponen dipol medan magnet Matahari.
Medan magnet dipol Matahari sebesar 50–400 μT (di fotosfer)
berkurang seiring jaraknya menjadi sekitar 0,1 nT pada jarak Bumi. Meski
begitu, menurut pengamatan wahana antariksa, bidang antarplanet di lokasi Bumi
sekitar 5 nT, kurang lebih seratus kali lebih besar.[74] Perbedaan
ini disebabkan oleh medan magnet yang diciptakan oleh arus listrik di plasma
yang menyelubungi Matahari.
B. PLANET-PLANET
Planet-planet di tata surya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu planet dalam
dan planet luar. Planet-planet dalam terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars. Ciri-ciri planet dalam adalah terbentuk dari batu dan
logam, permukaannya padat, tidak memiliki cincin, dan memiliki sedikit satelit.
Sedangkan, planet-planet luar terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Ukuran planet luar lebih besar daripada planet-planet dalam. Ciri-ciri
planet luar adalah terbentuk dari hidrogen dan helium, mempunyai
cincin dan atmosfer yang sangat tebal, serta memiliki banyak satelit.
Berikut ini penjelasan dan ciri-ciri planet penghuni tata surya:
Planet Merkurius
Merkurius berasal dari nama dewa kurir kerajaan Romawi. Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan Matahari sehingga suhu permukaannya pada siang hari dapat mencapai 400°C, tetapi pada malam hari dapat turun hingga 180°C. Merkurius adalah planet terkecil di tata surya, tetapi memiliki berat yang hampir sama dengan Bumi. Hal ini karena bagian inti Merkurius tersusun dari besi yang sangat besar dengan diameter mencapai 3.600 km. Waktu yang paling tepat untuk mengamati Merkurius adalah pada saat senja atau menjelang pagi. Ciri-ciri planet Merkurius:
Planet Merkurius
Merkurius berasal dari nama dewa kurir kerajaan Romawi. Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan Matahari sehingga suhu permukaannya pada siang hari dapat mencapai 400°C, tetapi pada malam hari dapat turun hingga 180°C. Merkurius adalah planet terkecil di tata surya, tetapi memiliki berat yang hampir sama dengan Bumi. Hal ini karena bagian inti Merkurius tersusun dari besi yang sangat besar dengan diameter mencapai 3.600 km. Waktu yang paling tepat untuk mengamati Merkurius adalah pada saat senja atau menjelang pagi. Ciri-ciri planet Merkurius:
- Diameter : 4.879 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 57,9 juta km
- Kala rotasi : 58,65 hari
- Kala revolusi : 88 hari
- Suhu rata-rata : 167°C
- jumlah satelit : 0
- Cincin : tidak ada
Planet Venus
Nama Venus berasal dari nama dewi cinta dan kecantikan bangsa Romawi. Venus juga dikenal sebagai bintang sore atau bintang kejora karena dapat diamati pada petang hari dan sebelum Matahari terbit. Venus terlihat seperti bintang di langit malam karena lapisan atmosfernya tebal dan dapat memantulkan sinar Matahari dengan baik. Venus adalah planet terpanas di tata surya dengan suhu mencapai lebih dari 470°C. Venus juga merupakan satu-satunya planet yang berputar searah dengan jarum jam. Ciri-ciri planetVenus:
Nama Venus berasal dari nama dewi cinta dan kecantikan bangsa Romawi. Venus juga dikenal sebagai bintang sore atau bintang kejora karena dapat diamati pada petang hari dan sebelum Matahari terbit. Venus terlihat seperti bintang di langit malam karena lapisan atmosfernya tebal dan dapat memantulkan sinar Matahari dengan baik. Venus adalah planet terpanas di tata surya dengan suhu mencapai lebih dari 470°C. Venus juga merupakan satu-satunya planet yang berputar searah dengan jarum jam. Ciri-ciri planetVenus:
- Diameter : 12.104 km
- jarak rata-rata dan Matahari: 108,2 juta km
- Kala rotasi: 243 hari
- Kala revolusi : 224,7 hari
- Suhu rata-rata : 464°C
- jumlah satelit: 0
- Cincin : tidak ada
Planet Bumi
Bumi adalah satu-satunya planet yang dapat ditempati karena memiliki suhu yang relatif tetap. Suhu di Bumi menjaga tersedianya air dalam bentuk cair dan menjaga organism penghasil oksigen tetap hidup. Lebih dari 70% permukaan Bumi adalah air, sisanya merupakan daratan. Tebal atmosfer Bumi mencapai 700 km yang sebagian besar terdiri atas nitrogen dan oksigen. Ciri-ciri planet Bumi:
Bumi adalah satu-satunya planet yang dapat ditempati karena memiliki suhu yang relatif tetap. Suhu di Bumi menjaga tersedianya air dalam bentuk cair dan menjaga organism penghasil oksigen tetap hidup. Lebih dari 70% permukaan Bumi adalah air, sisanya merupakan daratan. Tebal atmosfer Bumi mencapai 700 km yang sebagian besar terdiri atas nitrogen dan oksigen. Ciri-ciri planet Bumi:
- Diameter : 12.756,3 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 149,6 juta km
- Kala rotasi : 23 jam 57 menit
- Kala revolusi : 365,242 hari
- Suhu rata-rata : 15°C
- jumlah satelit : 1
- Cincin : tidak ada
Planet Mars
Nama Mars berasal dari nama dewa perang dan legenda bangsa Romawi. Mars juga dijuluki sebagai planet merah. Mengapa Mars dijuluki sebagai planet merah? Hal tersebut dikarenakan permukaan planet Mars berwarna merah berasal dari besi berkarat yang terdapat di seluruh permukaan Mars. Permukaan Mars terdiri atas gunung-gunung berapi yang besar, lembah, lapisan es, dan sungai kering. Mars mempunyai dua buah satelit kecil yang bernama Phobos dan Deimos. Ciri-ciri planet Mars
Nama Mars berasal dari nama dewa perang dan legenda bangsa Romawi. Mars juga dijuluki sebagai planet merah. Mengapa Mars dijuluki sebagai planet merah? Hal tersebut dikarenakan permukaan planet Mars berwarna merah berasal dari besi berkarat yang terdapat di seluruh permukaan Mars. Permukaan Mars terdiri atas gunung-gunung berapi yang besar, lembah, lapisan es, dan sungai kering. Mars mempunyai dua buah satelit kecil yang bernama Phobos dan Deimos. Ciri-ciri planet Mars
- Diameter : 6.794 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 227,9 juta km
- Kala rotasi : 9 jam 56 menit
- Kala revolusi : 11 tahun 10 bulan 3 hari
- Rata-rata suhu : -65°C
- Jumlah satelit : 2
- Cincin : tidak ada
Planet Yupiter
Sesungguhnya planet Yupiter bernama planet Zeus sesuai dengan nama raja dewa-dewa bangsa Yunani kuno. Namun, dalam kebudayaan bangsa Romawi, Zeus dikenal sebagai Yupiter. Planet Yupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Diameter Yupiter sekitar 11 kali diameter Bumi dengan berat sebesar dua kali jumlah berat seluruh planet dalam tata surya. Permukaan Yupiter diselimuti awan tebal yang sebagian besar terbentuk dari gas helium dan hidrogen. Gaya tarik Yupiter sangat besar, sehingga dapat mengubah gas hidrogen menjadi cair. Sedangkan di bagian inti Yupiter, tekanan yang besar mengubah hidrogen menjadi logam padat. Ciri-ciri planet Yupiter:
Sesungguhnya planet Yupiter bernama planet Zeus sesuai dengan nama raja dewa-dewa bangsa Yunani kuno. Namun, dalam kebudayaan bangsa Romawi, Zeus dikenal sebagai Yupiter. Planet Yupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Diameter Yupiter sekitar 11 kali diameter Bumi dengan berat sebesar dua kali jumlah berat seluruh planet dalam tata surya. Permukaan Yupiter diselimuti awan tebal yang sebagian besar terbentuk dari gas helium dan hidrogen. Gaya tarik Yupiter sangat besar, sehingga dapat mengubah gas hidrogen menjadi cair. Sedangkan di bagian inti Yupiter, tekanan yang besar mengubah hidrogen menjadi logam padat. Ciri-ciri planet Yupiter:
- Diameter : 139.822 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 778,3 juta km
- Kala rotasi : 10 jam 40 menit
- Kala revolusi : 29,42 tahun
- Suhu rata-rata : 50°C
- Jumlah satelit : 16
- Cincin : ada
Planet Saturnus
Saturnus tidak padat, sebagian besar penyusunnya adalah gas hidrogen dan helium. Hanya di bagian inti planet yang sangat kecil terdapat batu padat. Angin di Saturnus lebih kencang daripada badai di Bumi. Angin ini berputar-putar tiada henti di bagian ekuator dengan kecepatan hingga 1.100 km/jam. Ciri-ciri planetplanet Saturnus
Saturnus tidak padat, sebagian besar penyusunnya adalah gas hidrogen dan helium. Hanya di bagian inti planet yang sangat kecil terdapat batu padat. Angin di Saturnus lebih kencang daripada badai di Bumi. Angin ini berputar-putar tiada henti di bagian ekuator dengan kecepatan hingga 1.100 km/jam. Ciri-ciri planetplanet Saturnus
- Diameter : 120.536 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 1433,5 juta km
- Kala rotasi : 10 jam 40 menit
- Kala revolusi : 29,42 tahun
- Suhu rata-rata : -140°C
- Jumlah satelit : 18
- Cincin : ada
Planet Uranus
Uranus dinamai menurut nama dewi langit Yunani kuno, yaitu Urania. Uranus adalah planet ketujuh dan Matahari, yaitu sekitar 2.872 juta km jauhnya dari Matahari sehingga untuk melakukan satu kali revolusi diperlukan waktu hampir 84 tahun. Letak uranus sangat jauh dari Matahari sehingga permukaannya sangat dingin. Sebagai perbandingan, jika sinar Matahari hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi, maka untuk sampai ke Uranus diperlukan waktu 2,5 jam. Selain itu, pada musim panas, Matahari bersinar selama 20 tahun, sedangkan pada musim dingin kegelapan menyelimuti selama lebih dari 20 tahun. Pada musim gugur, Matahari terbit dan terbenam setiap 9 jam. Ciri-ciri planet Uranus:
- Diameter : 50.724 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 2.872 juta km
- Kala rotasi : 17 jam 14 menit
- Kala revolusi : 84 tahun
- Suhu rata-rata : -140°C
- Jumlah satelit :27
- Cincin : ada
Planet Neptunus
Diameter Neptunus mencapai 50.500 km. Jarak Neptunus ke Matahari kurang lebih 4.500 juta km. Kala rotasi Neptunus adalah 16 jam 7 menit dan kala revolusinya adalah 164,8 tahun. Neptunus dltemukan 65 tahun setelah Uranus ditemukan. Neptunus tampak berwarna cerah biru kehijauan. Neptunus sering dijuluki pembuat ulah karena sering beredar keluar dan garis orbitnya. Neptunus juga dikenal sebagai kembaran Uranus. Atmosfer Neptunus terdiri atas 80% hidrogen, 19% helium, dan 1,5% metana. Permukaan Neptunus tertutup lapisan es sangat tebal. Suhu Neptunus mencapai kira-kira -223°C. Ciri-ciri planet Neptunus:
Diameter Neptunus mencapai 50.500 km. Jarak Neptunus ke Matahari kurang lebih 4.500 juta km. Kala rotasi Neptunus adalah 16 jam 7 menit dan kala revolusinya adalah 164,8 tahun. Neptunus dltemukan 65 tahun setelah Uranus ditemukan. Neptunus tampak berwarna cerah biru kehijauan. Neptunus sering dijuluki pembuat ulah karena sering beredar keluar dan garis orbitnya. Neptunus juga dikenal sebagai kembaran Uranus. Atmosfer Neptunus terdiri atas 80% hidrogen, 19% helium, dan 1,5% metana. Permukaan Neptunus tertutup lapisan es sangat tebal. Suhu Neptunus mencapai kira-kira -223°C. Ciri-ciri planet Neptunus:
- Diameter : 50.500 km
- Jarak rata-rata dari Matahari : 4.500 juta km
- Kala rotasi : 16 jam 7 menit
- Kala revolusi : 164,8 tahun
- Suhu rata-rata : -223°C
- Jumlah satelit :14
- Cincin : ada
3. HUKUM PEREDARAN PLANET
Hukum Gerakan Planet Kepler
Figure
1: Illustration of Kepler's three laws with two planetary orbits. (1) The
orbits are ellipses, with focal points Æ’1 and Æ’2 for the first planet and Æ’1 and &>.
(2) The two shaded sectors A1 and A2 have the same surface area and the
time for planet 1 to cover segment A1 is equal to the time to cover segment A2. (3) The total orbit
times for planet 1 and planet 2 have a ratio a13/2 : a23/2.
Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler adalah:
·
Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di
salah satu fokusnya.
·
Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu
sama.
·
Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga
jarak rata-ratanya dari Matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan
oleh ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler (1571–1630), yang menjelaskan gerakan
planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan dua
benda yang saling mengorbit.
Karya Kepler didasari oleh data
pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai 'Rudolphine
tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi planet hasil
pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang tercantum di
atas.
Hukum Kepler mempertanyakan
kebenaran astronomi dan fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus.
Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya
epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah
astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi
Hukum Kepler dari rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi
Newton, dengan menggunakan Euclidean geometri klasik.
Pada era modern, hukum Kepler
digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit
Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler hidup (contoh: planet
luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil
yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek
seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di orbit rendah), atau relativitas
(contoh: prosesi preihelion merkurius), dan keberadaan benda lainnya dapat
membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.
Animasi
dari gerak Kepler
Pengenalan Tiga
Hukum Kepler
Secara Umum
Hukum hukum ini menjabarkan
gerakan dua badan yang mengorbit satu sama lainnya. Massa dari kedua badan ini
bisa hampir sama, sebagai contoh Charon—Pluto (~1:10), proporsi yang kecil, sebagai
contoh. Bulan—Bumi(~1:100),
atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh Merkurius—Matahari (~1:10,000,000).
Dalam semua contoh di atas,
kedua badan mengorbit mengelilingi satu pusat massa, barycenter, tidak satu pun
berdiri secara sepenuhnya di atas fokus elips. Namun, kedua orbit itu adalah
elips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai
contoh planet mengelilingi Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah
obyek yang besar, dekat di titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan
instrumen presisi canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa
benda yang lebih besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan
orbit sebuah planet mengelilingi Matahari.
Karena Kepler menulis hukumnya
untuk aplikasi orbit planet dan Matahari, dan tidak mengenal generalitas
hukumnya, artikel ini hanya akan mendiskusikan hukum di atas sehubungan dengan
Matahari dan planet-planetnya.
Hukum Pertama
Figure
2: Hukum Kepler pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran elips.
"Setiap planet
bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya."
Pada zaman Kepler, klaim di
atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori
epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini
sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut
Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih
modern.
Meski secara teknis elips yang
tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian besar planet planet mengikuti
orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang
mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari pengamatan jalan edaran
planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti
perhitungan Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan
benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari untuk memiliki orbit elips.
Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi,
seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh, Pluto, yang diamati pada akhir
tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat
elips dan kecil ukurannya.
Hukum Kedua
Figure 3: Illustrasi hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak
lebih cepat di dekat Matahari dan lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah
area adalah sama pada jangka waktu tertentu.
"Luas daerah yang
disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama."
Secara matematis:
dimana adalah "areal velocity".
Hukum Ketiga
Planet yang terletak jauh dari
Matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat
letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal tersebut secara kuantitatif.
"Perioda kuadrat
suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari
Matahari."
Secara matematis:
dengan adalah perioda orbit planet dan adalah sumbu semimajor orbitnya.
Konstant proporsionalitasnya
adalah semua sama untuk planet yang mengedar Matahari.
4. GAYA GRAVITASI , PERIODE REVOLUSI, ROTASI
Antara planet dan matahari terdapat gaya gravitasi yang besarnya
sebanding dengan perkalian massa keduanya dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak keduanya. Karena massa matahari jauh lebih besar dari pada massa
planet. Gaya gravitasi matahari menyebabkan planet-planet bergerak mengitari
matahari dengan orbit elips.
Periode Revolusi Planet adalah Selang waktu sebuah planet untuk bergerak satu kali mengitari matahari. Periode ini berkaitan dengan jari-jari orbit (makin besar jari-jari orbit maka makin kecil gaya gravitasinya), sehingga makin kecil kelajuan putar planet. Periode Rotasi Planet adalah selang waktu sebuah planet untuk berputar 1 kali mengitari porosnya sendiri. Periode ini tidak bergantung pada jari-jari orbit. Kedelapan planet berevolusi dengan gerak langsung, yaitu gerak berlawanan dengan arah jarum jam / arah timur. Jika dilihat dari luar angkasa hampir semua planet berotasi dengan gerak langsung, kecuali Venus dan Uranus yang berotasi dengan gerak balik / arah barat.
Periode Revolusi Planet adalah Selang waktu sebuah planet untuk bergerak satu kali mengitari matahari. Periode ini berkaitan dengan jari-jari orbit (makin besar jari-jari orbit maka makin kecil gaya gravitasinya), sehingga makin kecil kelajuan putar planet. Periode Rotasi Planet adalah selang waktu sebuah planet untuk berputar 1 kali mengitari porosnya sendiri. Periode ini tidak bergantung pada jari-jari orbit. Kedelapan planet berevolusi dengan gerak langsung, yaitu gerak berlawanan dengan arah jarum jam / arah timur. Jika dilihat dari luar angkasa hampir semua planet berotasi dengan gerak langsung, kecuali Venus dan Uranus yang berotasi dengan gerak balik / arah barat.
5. KOMET,ASTEROID,METEOR,DAN METEORIT,
SATELIT
- Asteroid
pernah disebut sebagai planet minor atau
planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih
besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari
penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara
asteroid tidak.
- Komet
Kata
"komet" berasal dari bahasa yunani yang berarti "rambut
panjang". Istilah lainnya adalah bintang berekor yang tidak
tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang. Orang Jawa menyebutnya
sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti
buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahar. Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.
- Meteor
Komet terbentuk dari es dan debu. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahar. Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor. Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.
- Meteor
Meteor adalah benda langit yang masuk ke dalam wilayah atmosfer
bumi yang mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan metor dengan udara dalam
kecepatan tinggi. Akibat adanya gesekan yang yang cepat tersebut menimbulkan pijaran
api dan cahaya yang dari kejauhan kita melihatnya seperti bintang jatuh.
- Meteorit
Meteorit adalah benda-benda di luar
angkasa dengan kecepatan yang cepat. Jumlah meteorit di angkasa raya tidak
terhitung karena sangat banyak dengan berbagai bentuk, jenis, bahan kandungan,
warna, sifat dan sebagainya.
- Satelit
Satelit adalah benda yang mengelilingi planet yang memiliki orbit peredaran sendiri. Satelit bersama planet yang dikelilinginya secara bersama-sama mengelilingi bintang. Bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu seperti untuk komunikasi, mata-mata, riset, dan lain sebagainya.
Satelit adalah benda yang mengelilingi planet yang memiliki orbit peredaran sendiri. Satelit bersama planet yang dikelilinginya secara bersama-sama mengelilingi bintang. Bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu seperti untuk komunikasi, mata-mata, riset, dan lain sebagainya.
referensi :
ari damari 2009.konsep jitu fisika smp untuk kelas 1,2,3.Jakarta Wahyu media
agus torongguno,drs.subagyo,drs.abdul kholim, s.pd fisika sltp .bumi aksara
tiga serangkai
erlangga
http//id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar